Apa Fungsi CVT Pada Mobil Matic?

Perkembangan otomotif sungguh lah pesat, saat ini para pengendara mobil atau motor sungguh di mudahkan dengan perkembangan teknologi tersebut transmisi matic. Saat ini telah banyak kendaraan yang menggunakan transmisi matic, baik kendaraan beroda empat maupun motor.

Namun sebagian dari kita mungkin dari kita ada yang kurang tau dengan cara kerja transmisi matic dan cara mengopersikannya. Oleh karenanya itu saya ingin sedikit sharing tentang cara kerja transmisi matic.

Komponen Transmisi Matic Dan Cara Kerjanya

1. Torque Converter

Mengambil alih kopling mekanikal pada transmisi manual. Lewat torque converter ini torsi disalurkan dengan prosedur pompa dan turbin. Didalam torque converter terdapat 3 buah baling baling. Yang pertama bekerja selaku pompa yang dikopel langsung dengan mesin. Yang kedua “turbin” dikopel eksklusif dengan planetray gear. Dan yang terakhir adalah stator.

Cara kerjanya, baling-baling yang terkopel pada mesin berputar untuk memompakan Oli transmisi didalam sebuah ruang tertutup. Lalu tekanan oli tersebut mendorong turbin layaknya air bertekanan yang menggerakkan pembangkit listrik tenaga air.

Konsep sederhananya, anda menyalakan suatu kipas angin lalu sempurna didepannya anda letakkan kipas angin lainnya dalam keadaan mati. Maka kipas angin yang mati tadi akan berputar seiring meningkatnya tekanan udara dari kipas angin yang menyala.

Dari tata cara tersebut, didapatkan kenaikan torsi pada turbin ketika RPM pada mesin meningkat. Karena itulah perlengkapan ini disebut torque converter. Karena dia merubah putaran tinggi pada mesin menjadi torsi saat diharapkan. Namun alat ini jugalah yang menyebabkan konsumsi materi bakar pada mobil matik meningkat.

Karena pompa dan turbin tidak akan pernah berputar 1:1 ketika berbeban. Oleh lantaran itu, pada pengembangannya di aplikasikan perangkat “lock up” yang hendak mengunci pompa dan turbin secara mekanis untuk mendapatkan efisiensi saat RPM tinggi dan overdrive. Lalu fungsi stator? Nah stator yaitu pengembangan tata cara dua baling-baling menjadi 3 baling baling.

Dimana baling diantara pompa dan turbin tidak bergerak. Oleh lantaran itu dinamakan stator (statis:diam) dan fungsinya yakni memaksimalkan arah tekanan oli untuk menggerakkan turbin.

2. Planetary Gear

Komponen ini mengambil alih gigi-gigi rasio pada transmisi manual untuk merubah rasio putaran turbin terhadap roda. Fungsi khususnya bahu-membahu tidaklah berbeda dengan fungsi transmisi manual yang biasa anda ganti-ganti dengan tuas persneling ketika menjalankan kendaraan beroda empat.

Namun rancangan fisiknya yang berbeda cukup jauh. Pada planetary gear tidak ada dua barisan roda gigi yang saling bekerjasama dengan rasio berlainan-beda. Tetapi sebuah roda gigi yang dikelilingi banyak roda gigi kecil dan ruman planetary yang memiliki gigi dibagian dalamnya.

Untuk lebih jelas, carilah gambarnya di search engine. Karena cukup sulit menggambarkannya cuma dengan tulisan. Nah, disinilah Valve body melakukan pekerjaan. Valve body mengontrol jalannya oli untuk merubah rasio planetary gear secara hidraulis.

Itulah cara kerja tranmisi yang banyak digunakan pada mobil mobil yang bersliweran ketika ini. Torque converter menjadikan kendaraan beroda empat serasa berlangsung dengan kopling yang selip. Dan planetary gear menyebabkan kendaraan beroda empat seperti memindahkan giginya secara otomatis.

Transmisi CVT

Kehadiran planetary gear digantikan dengan sabuk dan pulley yang diameter drivingnya dapat berganti-ubah sehingga rasio putaran dari dua buah pulley tersebut juga berganti-ubah. Dari sistem CVT yang diaplikasikan pada transmisi tersebut, didapatkan perpindahan percepatan (rasio) yang sungguh halus.

Seperti yang anda rasakan pada motor matic dengan CVT. Namun perubahan rasio CVT pada kendaraan beroda empat tidaklah dilaksanakan secara mekanikal layaknya sepeda motor. Namun hal itu dikerjakan secara elektronik hidrolis yang dikelola oleh ECU mobil.

Sehingga pergeseran rasio akan berubah sesuai dengan beban kendaraan beroda empat, injakan pedal gas, putaran mesin dan lain sebagainya untuk mendapatkan tenaga yang optimal dan efisiensi bahan bakar yang tinggi.

Untuk lebih mengenal karakteristik transmisi matik, berikut sikap transmisi matik untuk setiap posisi tuasnya:

P: transmisi akan mengunci komponen yang terkopel eksklusif dengan roda. Hal ini memperlihatkan imbas mirip rem tangan, tetapi jangan hanya mengandalkan posisi ini untuk parkir dengan beban yang cukup berat. ex: tanjakan.

R: saya rasa semua telah tau posisi ini. Gunakan posisi ini untuk berjalan kearah belakang(mundur).

N: di posisi ini, seluruh relasi antara roda dan mesin dilepaskan. Dan tidak ada mekanisme

pengunci roda layaknya posisi P. catatan: sangat disarankan untuk menggunakan posisi N dan aktifkan rem daripada P jikalau anda tidak bermaksud berhenti untuk meninggalkan kendaraan beroda empat.

D: gunakan posisi ini untuk memakai seluruh rasio dalam transmisi anda selama perjalanan. dibeberapa mobil juga terdapat tatanan D4, D3, L2, L1. Untuk merk toyota biasanya terdapat D, 2, 1 dengan tombol overdrive off pada tuasnya.

D3 atau O/D off: posisi ini akan membatasi perpindahan rasio hingga tingkat ke 3. Pada beberapa mobil toyota dengan tombol O/D off, tombol ini menonaktifkan gigi4 dan menahan transmisi pada rasio tingkat3. Gunakan posisi ini untuk melakukan overtaking.

Demikian lah artikel perihal cara kerja transmisi matic, semoga bermanfaat!

Serupa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *